Kawasan Suaka Margasatwa Barumun merupakan kawasan konservasi terluas kedua
setelah Taman Hutan Raya Bukit Barisan, yaitu sekitar 40.330 Ha. Ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 70/Kpts-II/1989 tanggal 6
Februari 1989.
Sebelum ditetapkan sebagai suaka margasatwa status hutan Barumun adalah
hutan lindung dan telah ditunjuk sebagai kawasan hutan sejak tahun 1921. Secara
administratif kehutanan dalam pengelolaan Sub Seksi KSDA Tapanuli Selatan.
Topografi kawasan adalah bergelombang dan berbukit-bukit dengan kelerengan
lebih dari 45 %, dengan puncak tertinggi adalah Dolok Malga (2.014 m).
Untuk mencapai kawasan ini dari Medan - Padang Sidempuan - Siabu - Sosopan
dengan kendaraan mobil 8 jam. Kawasan ini telah ditata batas, namun kenyataan
dilapangan pal batas yang ada sebagian besar telah dirusak.
FLORA DAN FAUNA
Terdiri dari formasi hutan dengan ketinggian dibawah 1000 m dpl dan hutan
pada ketinggian lebih dari itu. Vegetasi daerah rendah didominasikan oleh
familia Dipterocarpaceae dengan jenis al. Damar (Shorea multiflora),
Meranti padi (Hopea sp), Meranti bunga (Shorea acuminata),
Vegetasi daerah tinggi al : Anturmangun(Casuarina sumatrana), Tusam (Pinus
merkusii), Sampinur bunga (Podocarpus imbricatus) dan
Sampinur tali (Dacrydium junghuhnii).
Jenis fauna memiliki sebaran jelajah yang luas, karena merupakan perbatasan
dengan wilayah hutan propinsi Sumatera Barat maupun Riau.
Jenis satwa al: Harimau, Gajah (Elephas maximus sumatranus),
Beruang Tapir (Tapirus indicus), Siamang, Rusa, Babi Hutan. Jenis
yang lain seperti reptilia antara lain Ular sawah (Phyton reticulatus),
Ular gendang (Phyton curtus), jenis ular berbisa. Jenis burung
sangat aneka ragam seperti Perkutut Pergam, Kutilang, Ayam Hutan dsb.
Fungsi kawasan ini terutama untuk melindungi satwa dan fungsi lindung lain
yang berguna bagi masyarakat umumnya, ekosistem ini penting sekali untuk
dipertahankan. Oleh karena itu pal batas dilapangan perlu dijaga, dan diganti
yang telah rusak atau hilang. Hal ini untuk mencegah terjadinya perambahan
hutan, pencurian kayu dan terjadinya perambahan hutan, pencurian kayu dan
perburuan satwa yang pada saat ini masih sering terjadi. Disamping itu petugas
perlu dilengkapi dengan pos jaga dan sarana prasarana yang menunjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar